A. Manfaat Matematika Secara Umum
Matematika adalah kunci kearah peluang-peluang.Bagi seorang siswa keberhasilan mempelajarinya akan membuka pintu karir yang cemerlang. Bagi para warga negara, matematika akan menunjang pengambilan keputusan yang tepat. Bagi suatu negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetisi di bidang ekonomi dan teknologi.
Mata
pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikirlogis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif.
Beberapa manfaat yang kamu dapat jika belajar matematika, yaitu :
- Cara berpikir matematika itu sistematis, melalui urutan-urutan yang teratur dan tertentu. Dengan belajar matematika, otak kita terbiasa untuk memecahkan masalah secara sistematis. Sehingga bila diterapkan dalam kehidupan nyata, kita bias menyelesaikan setiap masalah dengan lebih mudah.
- Cara berpikir matematika itu secara deduktif. Kesimpulan di tarik dari hal-hal yang bersifat umum. Bukan dari hal-hal yang bersifat khusus. Sehingga kita menjadi terhindar dengan cara berpikir menarik kesimpulan secara “kebetulan”. Misalnya kita tidak bias menyatakan kalo “kita tidak boleh lewat jalan Apa hari sabtu, karena jalan tersebut meminta tumbal tiap hari sabtu” hanya karena ada beberapa orang yang kebetulan kecelakaan dan meninggal di jalan tersebut pada hari sabtu. Kita seharusnya berpikir bahwa orang yang meninggal di jalan tersebut pada hari sabtu bukan karena tumbal. Tapi harus di analisa lagi apakah karena orang tersebut tidak hati-hati, atau kah jalan yang sudah agak rusak, atau sebab lain yang lebih rasional.
- Belajar matematika melatih kita menjadi manusia yang lebih teliti, cermat, dan tidak ceroboh dalam bertindak. Bukankah begitu? Coba saja. Masih ingatkah teman-teman saat mengerjakan soal-soal matematika? Kita harus memperhatikan benar-benar berapa angkanya, berapa digit nol dibelakang koma, bagaimana grafiknya, bagaimana dengan titik potongnya dan lain sebaganya. Jika kita tidak cermat dalam memasukkan angka, melihat grafik atau melakukan perhitungan, tentu nya bias menyebabkan akibat yang fatal. Jawaban soal yang kita peroleh menjadi salah dan kadang berbeda jauh dengan jawaban yang sebenarnya.
- Belajar matematika juga mengajarkan kita menjadi orang yang sabar dalam menghadapi semua hal dalam hidup ini. Saat kita mengerjakan soal dalam matematika yang penyelesaiannya sangat panjang dan rumit, tentu kita harus bersabar dan tidak cepat putus asa.
B. Kaitan Matematika dengan Sistem Informasi
Sistem Informasi Secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
di dalam suatu organisasi yang
merupakan kombinasi dari orang- orang, fasilitas,
teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang menggunakan teknologi computer untuk mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasi. Jadi Sitem
Informasi adalah bagian dari ilmu computer. Ilmu Komputer
mempelajari apa yang bisa dilakukan oleh beberapa program, dan apa yang tidak (komputabilitas
dan intelegensi buatan) , bagaimana program itu harus mengevaluasi suatu hasil
(algoritma), bagaimana program harus menyimpan dan mengambil bit tertentu dari
suatu informasi (struktur data), dan bagaimana program dan pengguna
berkomunikasi (antar muka pengguna dan bahasa pemrograman).
Ilmu computer
berakar dari elektronika, matematika dan linguistik. Dalam tiga dekade
terakhir dari abad 20, ilmu komputer telah menjadi suatu disiplin
ilmu baru dan telah mengembangkan metode dan istilah sendiri.
Departemen ilmu komputer pertama
didirikan di Universitas Purdue pada tahun1962 . Hampir semua universitas sekarang mempunyai departemen ilmu komputer.
Penghargaan tertinggi dalam ilmu komputer adalah Turing Award, pemenang
penghargaan ini adalah semua pionir di bidangnya. Edsger Dijkstra mengatakan:
Ilmu computer bukan tentang computer sebagaimana astronomi bukan tentang teleskop
C. Perbedaan Matematika dengan Statistika
Pertama, statistika lebih menekankan kepada penalaran
induktif sedangkan matematika cenderung menggunakan penalaran deduktif.
Matematika dikatakan deduktif karena beranjak dari aksioma dan teorema sehingga
memunculkan penalaran-penalaran, model-model dan bukti baru berdasarkan aksioma
dan teorema yang telah ada sebelumnya. Statistika, dengan situasi yang sama dan
data yang sama pula bisa memberikan cara menganalisis yang berbeda dan
memunculkan kesimpulan yang berbeda pula. Hal itu membutuhkan penalaran
induktif, bekerja dengan randomisasi/pengacakan, pengambilan kesimpulan yang
sesuai dan menginterpretasi hasil yang didapat.
Kedua, matematika menyajikan abstraksi sedangkan
statistika memberikan wawasan dengan penginterpretasikan situasi nyata.
Matematika merupakan ilmu yang abstrak, pada awalnya mungkin terkesan nyata
tetapi pada akhirnya matematika akan cenderung abstrak. Sedangkan statistika
lebih cenderung ke kejadian nyata seperti untuk mengetahui berapa jumlah
penduduk yang bekerja dan merasa puas dengan pekerjaannya, mengetahui jumlah
prosentasi ikan yang ada di lautan, kita tidak bisa menggunakan perhitungan
yang tepat karena kita hanya bisa mengkira-kirakan/menginterpretasikan dari
contoh kecil yang didapat/diambil.
Ketiga, matematika dan statistika berbeda dalam
penggunaan bilangan. Matematika melihat bilangan sebagai bagian dari operasi, generalisasi,
dan abstraksi sedangkan statistika memandang bilangan yang dihubungkan dengan
situasi nyata, sehingga penting dalam pembuatan pemodelan dan mengambilan
penalaran serta keputusan.
D. Pro Kontra Matematika Sebagai Mata Kuliah
Saya tidak mau
menjawab sederet pertanyaan di atas, disamping topiknya sudah lewat, juga saya
tidak mau berdebat kusir hanya untuk menunjukkan sikap pro-kontra saya. Namun,
saya hanya ingin mengingatkan semua, bahwa mata pelajaran Matematika dan IPA
masih menjadi pelajaran yang teramat sulit dipelajari. Sehingga nilai
Matematika dan IPA di sekolah-sekolah di Indonesia selalu terendah. Jangan
bandingkan dengan pencapaian juara olimpiade ini-itu tingkat dunia yang diraih
para pelajar Indonesia. Bahasannya bisa panjang lebar.
Lalu, kenapa
pula sulitnya pelajaran Matematika dan IPA dibahas ? Apa hubungannya dengan
demo dokter kemarin ? Sebenarnya tingkat kesulitan pelajaran Matematika dan IPA
dengan pelajaran lain, sama saja. Para pelajar Indonesia juga tidak bodoh-bodoh
amat dalam mempelajari kedua pelajaran tersebut. Para gurunya juga banyak yang
kreatif. Hanya saja, sistem dan birokrasi pendidikan di Indonesia tidak
memungkin Matematika dan IPA menjadi pelajaran yang asyik dan menyenangkan.
Satu hal lagi yang membuat ironis adalah, kalau sudah bekerja, justru
para lulusan MIPA malah menyerbu ladang pekerjaan bidang lain. Masih lebih baik
jika memilih menjadi guru. Jika pun tetap istiqomah dengan MIPAnya, lebih
tertarik bekerja di luar negeri. Semua ini terjadi karena peluang, fasilitas,
jenjang karir, dan budaya kerja, baik di perguruan tinggi, lembaga riset, dan
berbagai instansi, masih belum memadai. Padahal, potensi sarjana maupun tenaga
ahli dari bidang MIPA teramat dibutuhkan di Indonesia. Negara dengan 250 juta
jiwa penduduk, yang kaya gempa bumi, letusan gunung berapi, luasnya samudera,
dan posisinya di garis khatulistiwa.