Pages

Ads 468x60px

Pages

Blogger templates

Pages

header-menu

Powered By Blogger

Popular Posts

Featured Posts

Rabu, 08 Oktober 2014

Tugas Matematika


A.  Manfaat Matematika Secara Umum
Matematika adalah kunci kearah peluang-peluang.Bagi seorang siswa keberhasilan mempelajarinya akan membuka pintu karir yang cemerlang. Bagi para warga negara, matematika akan menunjang pengambilan keputusan yang tepat. Bagi suatu negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetisi di bidang ekonomi dan teknologi.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikirlogis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif.
Beberapa manfaat yang kamu dapat jika belajar matematika, yaitu : 
  1. Cara berpikir matematika itu sistematis, melalui urutan-urutan yang teratur dan tertentu. Dengan belajar matematika, otak kita terbiasa untuk memecahkan masalah secara sistematis. Sehingga bila diterapkan dalam kehidupan nyata, kita bias menyelesaikan setiap masalah dengan lebih mudah. 
  2. Cara berpikir matematika itu secara deduktif. Kesimpulan di tarik dari hal-hal yang bersifat umum. Bukan dari hal-hal yang bersifat khusus. Sehingga kita menjadi terhindar dengan cara berpikir menarik kesimpulan secara “kebetulan”. Misalnya kita tidak bias menyatakan kalo “kita tidak boleh lewat jalan Apa hari sabtu, karena jalan tersebut meminta tumbal tiap hari sabtu” hanya karena ada beberapa orang yang kebetulan kecelakaan dan meninggal di jalan tersebut pada hari sabtu. Kita seharusnya berpikir bahwa orang yang meninggal di jalan tersebut pada hari sabtu bukan karena tumbal. Tapi harus di analisa lagi apakah karena orang tersebut tidak hati-hati, atau kah jalan yang sudah agak rusak, atau sebab lain yang lebih rasional. 
  3. Belajar matematika melatih kita menjadi manusia yang lebih teliti, cermat, dan tidak ceroboh dalam bertindak. Bukankah begitu? Coba saja. Masih ingatkah teman-teman saat mengerjakan soal-soal matematika? Kita harus memperhatikan benar-benar berapa angkanya, berapa digit nol dibelakang koma, bagaimana grafiknya, bagaimana dengan titik potongnya dan lain sebaganya. Jika kita tidak cermat dalam memasukkan angka, melihat grafik atau melakukan perhitungan, tentu nya bias menyebabkan akibat yang fatal. Jawaban soal yang kita peroleh menjadi salah dan kadang berbeda jauh  dengan jawaban yang sebenarnya. 
  4. Belajar matematika juga mengajarkan kita menjadi orang yang sabar dalam menghadapi semua hal dalam hidup ini. Saat kita mengerjakan soal dalam matematika yang penyelesaiannya sangat panjang dan rumit, tentu kita harus bersabar dan tidak cepat putus asa.
B.  Kaitan Matematika dengan Sistem Informasi
Sistem Informasi Secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi  yang merupakan kombinasi dari orang- orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang menggunakan teknologi computer untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasi. Jadi Sitem Informasi adalah bagian dari ilmu computer. Ilmu Komputer mempelajari apa yang bisa dilakukan oleh beberapa program, dan apa yang tidak (komputabilitas dan intelegensi buatan) , bagaimana program itu harus mengevaluasi suatu hasil (algoritma), bagaimana program harus menyimpan dan mengambil bit tertentu dari suatu informasi (struktur data), dan bagaimana program dan pengguna berkomunikasi (antar muka pengguna dan bahasa pemrograman).
Ilmu computer berakar dari elektronika, matematika dan linguistik. Dalam tiga dekade terakhir dari abad  20,  ilmu komputer telah menjadi suatu disiplin ilmu baru dan telah mengembangkan metode dan istilah sendiri.
Departemen ilmu komputer pertama didirikan di Universitas Purdue pada tahun1962 . Hampir semua universitas sekarang mempunyai departemen ilmu komputer. Penghargaan tertinggi dalam ilmu komputer adalah Turing Award, pemenang penghargaan ini adalah semua pionir di bidangnya. Edsger Dijkstra mengatakan:
Ilmu computer bukan tentang computer sebagaimana astronomi bukan tentang teleskop




C.  Perbedaan Matematika dengan Statistika
Pertama, statistika lebih menekankan kepada penalaran induktif sedangkan matematika cenderung menggunakan penalaran deduktif. Matematika dikatakan deduktif karena beranjak dari aksioma dan teorema sehingga memunculkan penalaran-penalaran, model-model dan bukti baru berdasarkan aksioma dan teorema yang telah ada sebelumnya. Statistika, dengan situasi yang sama dan data yang sama pula bisa memberikan cara menganalisis yang berbeda dan memunculkan kesimpulan yang berbeda pula. Hal itu membutuhkan penalaran induktif, bekerja dengan randomisasi/pengacakan, pengambilan kesimpulan yang sesuai dan menginterpretasi hasil yang didapat.
Kedua, matematika menyajikan abstraksi sedangkan statistika memberikan wawasan dengan penginterpretasikan situasi nyata. Matematika merupakan ilmu yang abstrak, pada awalnya mungkin terkesan nyata tetapi pada akhirnya matematika akan cenderung abstrak. Sedangkan statistika lebih cenderung ke kejadian nyata seperti untuk mengetahui berapa jumlah penduduk yang bekerja dan merasa puas dengan pekerjaannya, mengetahui jumlah prosentasi ikan yang ada di lautan, kita tidak bisa menggunakan perhitungan yang tepat karena kita hanya bisa mengkira-kirakan/menginterpretasikan dari contoh kecil yang didapat/diambil.
Ketiga, matematika dan statistika berbeda dalam penggunaan bilangan. Matematika melihat bilangan sebagai bagian dari operasi, generalisasi, dan abstraksi sedangkan statistika memandang bilangan yang dihubungkan dengan situasi nyata, sehingga penting dalam pembuatan pemodelan dan mengambilan penalaran serta keputusan.

D.  Pro Kontra Matematika Sebagai Mata Kuliah
Saya tidak mau menjawab sederet pertanyaan di atas, disamping topiknya sudah lewat, juga saya tidak mau berdebat kusir hanya untuk menunjukkan sikap pro-kontra saya. Namun, saya hanya ingin mengingatkan semua, bahwa mata pelajaran Matematika dan IPA masih menjadi pelajaran yang teramat sulit dipelajari. Sehingga nilai Matematika dan IPA di sekolah-sekolah di Indonesia selalu terendah. Jangan bandingkan dengan pencapaian juara olimpiade ini-itu tingkat dunia yang diraih para pelajar Indonesia. Bahasannya bisa panjang lebar.
Lalu, kenapa pula sulitnya pelajaran Matematika dan IPA dibahas ? Apa hubungannya dengan demo dokter kemarin ? Sebenarnya tingkat kesulitan pelajaran Matematika dan IPA dengan pelajaran lain, sama saja. Para pelajar Indonesia juga tidak bodoh-bodoh amat dalam mempelajari kedua pelajaran tersebut. Para gurunya juga banyak yang kreatif. Hanya saja, sistem dan birokrasi pendidikan di Indonesia tidak memungkin Matematika dan IPA menjadi pelajaran yang asyik dan menyenangkan.
Satu hal lagi yang membuat ironis adalah, kalau sudah bekerja, justru para lulusan MIPA malah menyerbu ladang pekerjaan bidang lain. Masih lebih baik jika memilih menjadi guru. Jika pun tetap istiqomah dengan MIPAnya, lebih tertarik bekerja di luar negeri. Semua ini terjadi karena peluang, fasilitas, jenjang karir, dan budaya kerja, baik di perguruan tinggi, lembaga riset, dan berbagai instansi, masih belum memadai. Padahal, potensi sarjana maupun tenaga ahli dari bidang MIPA teramat dibutuhkan di Indonesia. Negara dengan 250 juta jiwa penduduk, yang kaya gempa bumi, letusan gunung berapi, luasnya samudera, dan posisinya di garis khatulistiwa.